Selasa, 11 November 2014

Makalah predestinasi



SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA BAPTIS  MEDAN





MAKALAH
“ PREDESTINASI ”

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Dalam Menempuh Mata Kuliah
PEMBIMBING TEOLOGI SISTEMATIKA

Dosen Pengampu : Fernando Tambunan, M.Th

Oleh :
Thomas Aristiawan

Medan
2013
Daftar isi

Bab I
            Pendahuluan ………………………………………………………                      1
Bab II
            II.I. Pengertian predestinasi …………………………………….                       2
            II.II. Kedaulatan Allah …………………………………………….                       5
            II.III. Kedaulatan Allah dalam karya penyelamatan …………                       6
            II.IV. Bagaimanakah aplikasi dari Predestinasi pada penginjilan …..       7
Bab III
            Kesimpulan …………………………………………………………                    9
            Daftar pustaka ……………………………………………………..                     10









BAB I
Pendahuluan
Banyak hal yang dicari dan diinginkan oleh manusia di dunia ini, diantaranya ketenangan, kekayaan, kebahagian dan keselamatan setelah mati. Ketika berbicara tentang keselamatan bayak cara yang dilakukan oleh manusia untuk memperolehnya diantaranya memeluk agama, berpuasa, dan melakukan kebaikan-kebaikan, tetapi semua yang dilakukan ini semua adalah sia-sia belaka.
Dalam dunia Kekristenan ketika membahas keselamatan akan bermunculan pendapat ataupun doktrin yang berbeda-beda sehingga terjadilah pertentangan yang tiada terselesaikan, contohnya pandangan keselamatan menurut Calvin dan Armenian.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan konsep keselamatan menurut Calvin (Predestinasi), penulis berharap melalui makalah ini para pembaca semakin diberkati dan memahami konsep keselamatan yang Alkitabiah.











BAB II
II.I. Pengertian predestinasi.
            Secara etimologi predestinasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Proorizo yang berarti “ menandai sebelumnya ” dan muncul enam kali dalam Perjanjian Baru ( Kis 4:28, Rm :29-30, 1Kor 2:7, Ef 1:5, 11 ). [1]
            Dalam kamus Webster’s New Collegiante, kata “pre” dari predestinasi menunjuk pada waktu “ sebelumnya “ sedangkan “ destiny ” menunjuk “ pada tempat tujuan kita ”. Dapat di simpulkan dengan bahasa sederhana predestinasi adalah berkenaan dengan tujuan akhir kita, yaitu surga atau neraka. Tujuan ini ditetapkan oleh Allah, bukan saja sebelum kita tiba disana, bahkan sebelum dunia di jadikan. Dengan kata lain dari kekekalan sebelum kita ada didalam dunia ini Allah menentapkan untuk menyelamatkan sebagian umat manusia dan membiarkan umat yang lain binasa.[2]
            Beberapa karakteristik dari predestinasi :
1.    Meliputi seluruh peristiwa bukan hanya berkaitan dengan keselamatan secara individu ( Kis 4:28).
2.    Menentukan setatus kita sebagai anak-anak Allah  yang diadopsi ( Ef 1:5).
3.    Menjamin kita akan dimulikan pada akhirnya ( Rm 8:29-30).
4.    Untuk meninggikan tujuan anugrah Allah ( Ef 1:6).
5.    Menjamin warisan kekal kita (Ef 1:11 ).
Beberapa ayat dalam Alkitab yang menjelaskan tentang konsep predestinasi.
1.    Efesus 1 ayat 4 sampai 5.
“ Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya ”.

2.    Efesus 1:11
“ Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Ny ”.
3.    Roma 8:29
“ Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara ”.[3]
            Dalam ketiga ayat diatas, Allah melalui Paulus benar-benar mengajarkan tentang predestinasi. Ketika kita berbicara tentang predestinasi tidak terlepas dari dua bagian penting, yaitu tentang pemilihan (election) dan penolakan (reprobation), pada pembahasan selanjutnya kita akan membahas tentang pemilihan.
Pemilihan tanpa syarat.
            Pemilihan yang dimaksudkan adalah pemilihan ilahi. Pemilihan ilahi adalah Allah memilih sejumlah orang untuk masuk kedalam surga, dan yang tidak terpilih tentunya akan masuk kedalam neraka.
            Pemilihan tanpa syarat adalah Allah memilih manusia tanpa ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh manusia sehingga Allah memilihnya, artinya Allah tidak pernah mendasarkan pemilihanNya pada apa yang manusia pikirkan, katakan, lakukan, atau pada keberadaan manusia ( pemilihan Allah bukanlah sesuatu yang ada pada manusia ), kita tidak mengetahui apa yang mendasari Allah memilih seseorang.
Dasar Alkitab menenai pemilihan Ilahi.
1.    Yohanes 6:37,39
“ Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang ”.
“Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman “.
            Dalam teks ini sangat jelas bahwa orang yang akan di bangkitkan pada akhir jaman adalah orang-orang percaya yang sejati yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus. Bapalah yang memberikan mereka(manusia) kepada Yesus untuk diselamatkan, dan mereka(manusia) yang telah diberikan oleh Bapa kepada Yesus akan Yesus jaga agar tidak terhilang. Maka keselamatan tergantung pada Bapa yang memberikan sejumlah orang yang diselamatkan kepada Kristus.
2.    Yohanes 15:16
“ Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…”
            Dalam teks ini jelas sekali bahwa bukan manusia yang memilih Kristus tetapi Kristus lah yang memilih manusia.
3.    Kisah Para Rasul 13:48
“ dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya “.
4.    2 Tesalonika 2:13
“ Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percaya “.
5.    Efesus 1 ayat 4 sampai 5.
“ Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya ”.
6.    Roma 8:29-30
“ Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya “.
Apa yang dinyatakan Paulus dalam Roma 8 ini adalah bahwa terdapat sebuah rantai emas keselamatan yang dimulai dengan kasih Allah yang kekal, yang menentukan pilihan, dan dilanjutkan secara tak putus melalui penetapan, panggilan efektif, pembenaran, sampai kepada pemuliaan final di surga.[4]
            Demikianlah ayat-ayat Alkitab yang dapat saya kutib untuk menjelaskan tentang pemilihan tanpa syarat Allah kepada manusia untuk memperoleh keselamatan.

II.II. Kedaulatan Allah.
            Ketika kita berbicara tentang predestinasi tentunya tidak terlepas dari pokok pembicaraan tentang kedulatan Allah. Ketika kita sedang berbicara tentang kedaulatan Allah itu berarti kita sedang berbicara tentang otoritas Allah. Sebagai Allah yang berdaulat, Allah mempunyai otoritas yang tertinggi diatas dunia dan jagat raya ini.
            Kata “ otoritas “ ( authority ) mengandung kata “ author “ yang berarti penyebab, Allah adalah penyebab dari segala sesuatu yang berada di bawah otoritasnya. Demikian juga dengan kuasa yang ada dalam alam semesta ini, semuanya berasal dari kuasa Allah. Semua kuasa yang ada di alam ini berada di bawah kuasa Allah ( termasuk kuasa setan ). Setan tidak mampu melakukan kuasa apapun tanpa mendapat ijin dari Allah, seperti halnya dengan contoh yang terjadi pada Ayub ( ayub 1 :12, 2:6 ). Setan memang jahat namun kejahatannya tunduk pada kedaulatan Allah, otoritas Allah adalah yang tertinggi. Kuasanya adalah “ mahakuasa “ , Ia adalah Allah yang berdaulat penuh.
            Kedaulatan Allah bermakna keberkuasaan Allah serta keilahian Allah. Menyebuat Allah berdaulat sama halnya dengan menyebutNya sebagai yang maha tinggi, menyebutNya sebagai yang maha kuasa, yang empunya segala kuasa di surga dan di bumi ( Maz 115:3), menyebutNya sebagai yang memerintah bangsa-bangsa ( Maz 22:29). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyatakan bahwa Dia adalah “ penguasa yang satu-satunya dan penuh bahagia, Raja diatas segala raja, tuan diatas segala tuan “ ( 1 Tim 6:15).
            Kedaulatan Allah menurut kitab suci bersifat mutlak, dan tak terbatas, artinya Allah mempunyai hak penuh atas apa yang si ciptakanNya, seperti tukang periuk atas tanah liat, tukang priuk berhak membentuk tanah liat menjadi apapun sesuai dengan kehendak tukang priuk.
            Kedaulatan mencirikan seluruh keberadaan Allah, Allah berdaulat dalam seluruh aktributNya, kuasaNya dinyatakan seturut kehendakNya  dimanapun dan kapanpun. Contoh ketika bangsa Israel mengalahkan kota Yerikho, bangsa Iserael tidak turun tangan berperang tetapi Allah sendiri yang berperang, contoh yang lainya adalah ketiaka Allah dengan kuasaNya melepaskan Daud dari si raksasa Goliat.
            Allah berdaulat dalam melaksanakan kemurahanNya, pelaksanaannya yakni kemurahan yang ditujukanNya kepada pada para pendosa. Allah berdaulat melaksanakan anugrahnya : anugrah merupakan suatu pertolongan yang dianugrahkan kepada mereka yang tidak layak menerimanya, kepada mereka yang layak mnerima hukuman di neraka. Anugrah didefinisikan sebagai suatu bentuk perkenanan Allah yang diterima bukan karena pekerjaan manusia. Dengan cara yang luar biasa anugrah Ilahi dinyatakan pada waktu kelahiran Sang juru selamat. [5]

II.III. Kedaulatan Allah dalam karya penyelamatan.
            Dalam Roma 9: 21-23 “ Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan “ . Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa pada dasarnya umat manusia adalah umat yang berdosa dan lemah, tak berdaya sama seperti segumpal tanah liat ditangan tukang periuk. Paulus dalam Efesus 2:3 mengatakan pada dasarnya manusia adalah umat yang pantas untuk di murkai, dan pada dasarnya umat manusia pantas dan layak untuk dihukum.
            Kita harus akui bahwa kita ditangan Allah sama seperti tanah liat ditangan tukang periuk, bahwa harus diingat bahwa tukang periuk membuat segumpal tanah liat berdasarkan kehendaknya dan untuk kemuliaanNya,  namun dalam pembentukan tetap berdasarkan keadilan.
            Berkaitan dengan keselamatan Allah melakukan pemilihan dan menentukan dari sebelum dunia dijadikan siapa saja yang diselamatkan dan diangkat “  untuk menjadi anakNya ”. “ semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya “ ( Kis 13:48 ), dari ayat ini hal yang dapat kita pelajari : percaya itu merupakan akibat dan bukan sebab dari ketetapan Allah, orang yang diselamatkan adalah orang yang sudah ditentukan oleh Allah.[6] Dapat disimpulkan bahwa Allah telah menentukan siapa saja yang selamat dan hidup kekal di surga, semua keputusan Allah ditetapkan berdasarkan karakterNya yang Kudus, keselamatan merupakan inisiatif Allah dan keselamatan di peroleh bukan karena usaha manusia.

II.IV. Bagaimanakah aplikasi dari Predestinasi pada penginjilan.
            Jika Allah dalam kedaulatanNya telah menentukan orang untuk diselamatkan, mengapa kita harus menginjili?...ini adalah pertannyaan yang sering terlontar ketika membahas predestinasi dikaitkan dengan tugas orang percaya(amanat agung).
            Penginjilan adalah tugas dan kewajiban kita sebagi orang percaya. Allah telah memerintahkannya kepada kita (Mat 28:19-20). Penginjilan bukan hanya sebagi kewajiban tetapi juga merupakan hak istimewa atau kehormatan dimana Allah mengijinkan kita untuk berperan serta dalam karya terbesar dalam sejarah umat manusia yaitu karya penebusan. Paulus tulis dalam Roma “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik! “ Roma 10;13-15.
            Dalam teks ini paulus menjabarkan suatu urutan kondisi yang harus ada pada manusia untuk diselamatkan. Tanpa pengutusan tidak ada pengkhotbah, tanpa pengkhotbah tidak ada pemberitaan, tanpa pemberitaan tidak ada yang mendengarkan Injil, jika tidak ada yang mendengar Injil tidak ada orang percaya, jika tidak ada orang yang percaya tidak ada orang yang berseru kepada Allah dan di selamatkan.
            Memimpin orang untuk datang kepada Kristus merupakan berkat pribadi yang paling besar yang dapat kita nikmati. [7]









BAB III
Kesimpulan
Dari pokok pembahasan pada bab II penulis dapat simpulkan dengan sederhana:
1.    Konsep predestinasi adalah konsep yang Alkitabiah, karena bersumber langsung dari Alkitab.
2.    Keselamatan ditentukan oleh Allah sendiri, Allah menetapkan siapa saja yang selamat dan yang tidak selamat.
3.    Keselamatan bukan hasil dari kebaikan yang dilakukan manusia.
4.    Keselamatan tidak dapat hilang.
5.    Sebagai orang yang dipilih oleh Allah untuk menerima keselamatan, kita memiliki tanggung jawab dalam pemberitaan Injil karena Tuhan Yesuslah yang memberi perintah amanat agung.
Doktrin predestinasi adalah doktrin yang sangat indah, doktrin ini mengajarkan dan menjelaskan betapa dahsyatnya Allah dan betapa Kasih Allah benar-benar nyata dalam kehidupan kita. Kita patut selalu bersyukur dan memuji Allah.
“ O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya ! “ Roma 11:33,36.






Daftar pustaka
 Alkitab
Sproul,R.C,  Kaum Pilihan Allah,(Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2003)
 Pink,W. Artur,  Kedaulatan Allah,(Surabaya:Momentum,2005)
Palmer,H. Edwin, Lima Pokok Calvinis,(Surabaya:Momentum,2009)
Enns. Pauls, The Moody Handbook Of Theologi,(Malang:Literatur Saat,2006)




[1] Paul Enns, The Moody Handbook Of Theologi,(Malang: Literatur Saat, 2006)hal.407.
[2] R.C. Sproul, Kaum Pilihan Allah,(Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2003)hal.13-14.
[3] Alkitab.
[4] Edwin H. Palmer, Lima Pokok Calvinis,(Surabaya:Momentum,2009),hal.27-41.
[5] Arthur w. Pink, Kedaulatan Allah,(Surabaya:Momentum,2005),hal.13.
[6] Ibid,hal.49.
[7] R.C. Sproul, Kaum Pilihan Allah,(Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2003)hal.202.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar