MAKALAH
“ PREDESTINASI ”
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Dalam Menempuh Mata Kuliah
PEMBIMBING TEOLOGI SISTEMATIKA
Dosen Pengampu : Fernando Tambunan, M.Th
Oleh :
Thomas Aristiawan
Medan
2013
Daftar isi
Bab
I
Pendahuluan ……………………………………………………… 1
Bab
II
II.I. Pengertian predestinasi
……………………………………. 2
II.II. Kedaulatan Allah
……………………………………………. 5
II.III. Kedaulatan Allah dalam karya
penyelamatan ………… 6
II.IV. Bagaimanakah aplikasi dari Predestinasi
pada penginjilan ….. 7
Bab
III
Kesimpulan ………………………………………………………… 9
Daftar pustaka
…………………………………………………….. 10
BAB I
Pendahuluan
Banyak
hal yang dicari dan diinginkan oleh manusia di dunia ini, diantaranya
ketenangan, kekayaan, kebahagian dan keselamatan setelah mati. Ketika berbicara
tentang keselamatan bayak cara yang dilakukan oleh manusia untuk memperolehnya diantaranya
memeluk agama, berpuasa, dan melakukan kebaikan-kebaikan, tetapi semua yang
dilakukan ini semua adalah sia-sia belaka.
Dalam
dunia Kekristenan ketika membahas keselamatan akan bermunculan pendapat ataupun
doktrin yang berbeda-beda sehingga terjadilah pertentangan yang tiada
terselesaikan, contohnya pandangan keselamatan menurut Calvin dan Armenian.
Dalam
makalah ini penulis akan menjelaskan konsep keselamatan menurut Calvin
(Predestinasi), penulis berharap melalui makalah ini para pembaca semakin
diberkati dan memahami konsep keselamatan yang Alkitabiah.
BAB II
II.I.
Pengertian predestinasi.
Secara etimologi predestinasi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu : Proorizo yang berarti “ menandai sebelumnya ” dan muncul enam kali
dalam Perjanjian Baru ( Kis 4:28, Rm :29-30, 1Kor 2:7, Ef 1:5, 11 ). [1]
Dalam kamus Webster’s New Collegiante, kata “pre” dari
predestinasi menunjuk pada waktu “ sebelumnya “ sedangkan “ destiny ” menunjuk “
pada tempat tujuan kita ”. Dapat di simpulkan dengan bahasa sederhana
predestinasi adalah berkenaan dengan tujuan akhir kita, yaitu surga atau
neraka. Tujuan ini ditetapkan oleh Allah, bukan saja sebelum kita tiba disana,
bahkan sebelum dunia di jadikan. Dengan kata lain dari kekekalan sebelum kita
ada didalam dunia ini Allah menentapkan untuk menyelamatkan sebagian umat
manusia dan membiarkan umat yang lain binasa.[2]
Beberapa karakteristik dari predestinasi :
1.
Meliputi seluruh peristiwa bukan hanya
berkaitan dengan keselamatan secara individu ( Kis 4:28).
2.
Menentukan setatus kita sebagai anak-anak
Allah yang diadopsi ( Ef 1:5).
3.
Menjamin kita akan dimulikan pada akhirnya (
Rm 8:29-30).
4.
Untuk meninggikan tujuan anugrah Allah ( Ef
1:6).
5.
Menjamin warisan kekal kita (Ef 1:11 ).
Beberapa ayat dalam Alkitab
yang menjelaskan tentang konsep predestinasi.
1.
Efesus 1 ayat 4 sampai 5.
“ Sebab di dalam Dia Allah telah memilih
kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di
hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya ”.
2.
Efesus 1:11
“ Aku katakan "di dalam
Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan --
kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud
Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Ny ”.
3.
Roma 8:29
“
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi
yang sulung di antara banyak saudara ”.[3]
Dalam ketiga ayat diatas, Allah melalui Paulus
benar-benar mengajarkan tentang predestinasi. Ketika kita berbicara tentang
predestinasi tidak terlepas dari dua bagian penting, yaitu tentang pemilihan
(election) dan penolakan (reprobation), pada pembahasan selanjutnya kita akan
membahas tentang pemilihan.
Pemilihan
tanpa syarat.
Pemilihan yang dimaksudkan adalah pemilihan ilahi.
Pemilihan ilahi adalah Allah memilih sejumlah orang untuk masuk kedalam surga, dan
yang tidak terpilih tentunya akan masuk kedalam neraka.
Pemilihan tanpa syarat adalah Allah memilih manusia tanpa
ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh manusia sehingga Allah memilihnya,
artinya Allah tidak pernah mendasarkan pemilihanNya pada apa yang manusia
pikirkan, katakan, lakukan, atau pada keberadaan manusia ( pemilihan Allah
bukanlah sesuatu yang ada pada manusia ), kita tidak mengetahui apa yang
mendasari Allah memilih seseorang.
Dasar
Alkitab menenai pemilihan Ilahi.
1.
Yohanes 6:37,39
“
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang ”.
“Dan
Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman “.
Dalam teks ini sangat jelas bahwa orang yang akan di
bangkitkan pada akhir jaman adalah orang-orang percaya yang sejati yang
diberikan oleh Bapa kepada Kristus. Bapalah yang memberikan mereka(manusia)
kepada Yesus untuk diselamatkan, dan mereka(manusia) yang telah diberikan oleh
Bapa kepada Yesus akan Yesus jaga agar tidak terhilang. Maka keselamatan
tergantung pada Bapa yang memberikan sejumlah orang yang diselamatkan kepada
Kristus.
2.
Yohanes 15:16
“
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…”
Dalam teks ini jelas sekali bahwa bukan manusia yang
memilih Kristus tetapi Kristus lah yang memilih manusia.
3.
Kisah Para Rasul 13:48
“ dan
semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya “.
4.
2 Tesalonika 2:13
“ Akan
tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu,
saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih
kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran
yang kamu percaya “.
5.
Efesus 1 ayat 4 sampai 5.
“ Sebab di dalam Dia Allah telah memilih
kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di
hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya ”.
6.
Roma 8:29-30
“ Sebab
semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara.Dan mereka yang ditentukan-Nya
dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya,
mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga
dimuliakan-Nya “.
Apa
yang dinyatakan Paulus dalam Roma 8 ini adalah bahwa terdapat sebuah rantai
emas keselamatan yang dimulai dengan kasih Allah yang kekal, yang menentukan
pilihan, dan dilanjutkan secara tak putus melalui penetapan, panggilan efektif,
pembenaran, sampai kepada pemuliaan final di surga.[4]
Demikianlah ayat-ayat Alkitab yang dapat saya kutib untuk
menjelaskan tentang pemilihan tanpa syarat Allah kepada manusia untuk
memperoleh keselamatan.
II.II.
Kedaulatan Allah.
Ketika kita berbicara tentang predestinasi tentunya tidak
terlepas dari pokok pembicaraan tentang kedulatan Allah. Ketika kita sedang
berbicara tentang kedaulatan Allah itu berarti kita sedang berbicara tentang
otoritas Allah. Sebagai Allah yang berdaulat, Allah mempunyai otoritas yang
tertinggi diatas dunia dan jagat raya ini.
Kata “ otoritas “ ( authority ) mengandung kata “ author
“ yang berarti penyebab, Allah adalah penyebab dari segala sesuatu yang berada
di bawah otoritasnya. Demikian juga dengan kuasa yang ada dalam alam semesta
ini, semuanya berasal dari kuasa Allah. Semua kuasa yang ada di alam ini berada
di bawah kuasa Allah ( termasuk kuasa setan ). Setan tidak mampu melakukan
kuasa apapun tanpa mendapat ijin dari Allah, seperti halnya dengan contoh yang
terjadi pada Ayub ( ayub 1 :12, 2:6 ). Setan memang jahat namun kejahatannya
tunduk pada kedaulatan Allah, otoritas Allah adalah yang tertinggi. Kuasanya
adalah “ mahakuasa “ , Ia adalah Allah yang berdaulat penuh.
Kedaulatan Allah bermakna keberkuasaan Allah serta
keilahian Allah. Menyebuat Allah berdaulat sama halnya dengan menyebutNya sebagai
yang maha tinggi, menyebutNya sebagai yang maha kuasa, yang empunya segala
kuasa di surga dan di bumi ( Maz 115:3), menyebutNya sebagai yang memerintah
bangsa-bangsa ( Maz 22:29). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan
menyatakan bahwa Dia adalah “ penguasa yang satu-satunya dan penuh bahagia,
Raja diatas segala raja, tuan diatas segala tuan “ ( 1 Tim 6:15).
Kedaulatan Allah menurut kitab suci bersifat mutlak, dan
tak terbatas, artinya Allah mempunyai hak penuh atas apa yang si ciptakanNya,
seperti tukang periuk atas tanah liat, tukang priuk berhak membentuk tanah liat
menjadi apapun sesuai dengan kehendak tukang priuk.
Kedaulatan mencirikan seluruh keberadaan Allah, Allah
berdaulat dalam seluruh aktributNya, kuasaNya dinyatakan seturut
kehendakNya dimanapun dan kapanpun.
Contoh ketika bangsa Israel mengalahkan kota Yerikho, bangsa Iserael tidak
turun tangan berperang tetapi Allah sendiri yang berperang, contoh yang lainya
adalah ketiaka Allah dengan kuasaNya melepaskan Daud dari si raksasa Goliat.
Allah berdaulat dalam melaksanakan kemurahanNya,
pelaksanaannya yakni kemurahan yang ditujukanNya kepada pada para pendosa.
Allah berdaulat melaksanakan anugrahnya : anugrah merupakan suatu pertolongan
yang dianugrahkan kepada mereka yang tidak layak menerimanya, kepada mereka
yang layak mnerima hukuman di neraka. Anugrah didefinisikan sebagai suatu
bentuk perkenanan Allah yang diterima bukan karena pekerjaan manusia. Dengan
cara yang luar biasa anugrah Ilahi dinyatakan pada waktu kelahiran Sang juru
selamat. [5]
II.III.
Kedaulatan Allah dalam karya penyelamatan.
Dalam
Roma 9: 21-23 “ Apakah tukang periuk
tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama
suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk
dipakai guna tujuan yang biasa? Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan
kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda
kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - justru untuk menyatakan
kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah
dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan “ . Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa pada
dasarnya umat manusia adalah umat yang berdosa dan lemah, tak berdaya sama
seperti segumpal tanah liat ditangan tukang periuk. Paulus dalam Efesus 2:3
mengatakan pada dasarnya manusia adalah umat yang pantas untuk di murkai, dan
pada dasarnya umat manusia pantas dan layak untuk dihukum.
Kita harus akui bahwa kita ditangan Allah sama seperti
tanah liat ditangan tukang periuk, bahwa harus diingat bahwa tukang periuk
membuat segumpal tanah liat berdasarkan kehendaknya dan untuk
kemuliaanNya, namun dalam pembentukan
tetap berdasarkan keadilan.
Berkaitan dengan keselamatan Allah melakukan pemilihan
dan menentukan dari sebelum dunia dijadikan siapa saja yang diselamatkan dan
diangkat “ untuk menjadi anakNya ”. “
semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya “ (
Kis 13:48 ), dari ayat ini hal yang dapat kita pelajari : percaya itu merupakan
akibat dan bukan sebab dari ketetapan Allah, orang yang diselamatkan adalah
orang yang sudah ditentukan oleh Allah.[6] Dapat disimpulkan bahwa
Allah telah menentukan siapa saja yang selamat dan hidup kekal di surga, semua
keputusan Allah ditetapkan berdasarkan karakterNya yang Kudus, keselamatan
merupakan inisiatif Allah dan keselamatan di peroleh bukan karena usaha
manusia.
II.IV.
Bagaimanakah aplikasi dari Predestinasi pada penginjilan.
Jika Allah dalam kedaulatanNya telah menentukan orang
untuk diselamatkan, mengapa kita harus menginjili?...ini adalah pertannyaan
yang sering terlontar ketika membahas predestinasi dikaitkan dengan tugas orang
percaya(amanat agung).
Penginjilan adalah tugas dan kewajiban kita sebagi orang
percaya. Allah telah memerintahkannya kepada kita (Mat 28:19-20). Penginjilan
bukan hanya sebagi kewajiban tetapi juga merupakan hak istimewa atau kehormatan
dimana Allah mengijinkan kita untuk berperan serta dalam karya terbesar dalam
sejarah umat manusia yaitu karya penebusan. Paulus tulis dalam Roma “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama
Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya,
jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada
Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar
tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat
memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik! “ Roma 10;13-15.
Dalam teks ini paulus menjabarkan suatu urutan kondisi yang
harus ada pada manusia untuk diselamatkan. Tanpa pengutusan tidak ada
pengkhotbah, tanpa pengkhotbah tidak ada pemberitaan, tanpa pemberitaan tidak
ada yang mendengarkan Injil, jika tidak ada yang mendengar Injil tidak ada
orang percaya, jika tidak ada orang yang percaya tidak ada orang yang berseru
kepada Allah dan di selamatkan.
Memimpin orang untuk datang kepada Kristus merupakan
berkat pribadi yang paling besar yang dapat kita nikmati. [7]
BAB III
Kesimpulan
Dari
pokok pembahasan pada bab II penulis dapat simpulkan dengan sederhana:
1. Konsep
predestinasi adalah konsep yang Alkitabiah, karena bersumber langsung dari
Alkitab.
2. Keselamatan
ditentukan oleh Allah sendiri, Allah menetapkan siapa saja yang selamat dan
yang tidak selamat.
3. Keselamatan
bukan hasil dari kebaikan yang dilakukan manusia.
4. Keselamatan
tidak dapat hilang.
5. Sebagai
orang yang dipilih oleh Allah untuk menerima keselamatan, kita memiliki
tanggung jawab dalam pemberitaan Injil karena Tuhan Yesuslah yang memberi
perintah amanat agung.
Doktrin
predestinasi adalah doktrin yang sangat indah, doktrin ini mengajarkan dan
menjelaskan betapa dahsyatnya Allah dan betapa Kasih Allah benar-benar nyata
dalam kehidupan kita. Kita patut selalu bersyukur dan memuji Allah.
“ O,
alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak
terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya ! “ Roma 11:33,36.
Daftar
pustaka
Alkitab
Sproul,R.C, Kaum Pilihan Allah,(Malang: Seminari Alkitab
Asia Tenggara, 2003)
Pink,W. Artur,
Kedaulatan Allah,(Surabaya:Momentum,2005)
Palmer,H. Edwin, Lima Pokok
Calvinis,(Surabaya:Momentum,2009)
Enns. Pauls, The Moody
Handbook Of Theologi,(Malang:Literatur Saat,2006)
[1] Paul
Enns, The Moody Handbook Of Theologi,(Malang: Literatur Saat, 2006)hal.407.
[2] R.C.
Sproul, Kaum Pilihan Allah,(Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,
2003)hal.13-14.
[3] Alkitab.
[4] Edwin
H. Palmer, Lima Pokok Calvinis,(Surabaya:Momentum,2009),hal.27-41.
[5]
Arthur w. Pink, Kedaulatan Allah,(Surabaya:Momentum,2005),hal.13.
[6] Ibid,hal.49.
[7] R.C.
Sproul, Kaum Pilihan Allah,(Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,
2003)hal.202.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar